Terima Kasih Telah Berkunjung Ke MAKALAH UBB

Tuesday, May 16, 2017

MAKALAH AKUNTANSI SYARIAH - PARADIGMA DAN TEORI AKUNTANSI SYARIAH

MAKALAH AKUNTANSI SYARIAH
PARADIGMA DAN TEORI AKUNTANSI SYARIAH


DISUSUN OLEH:
1.    RIZKY PURNOMO
2.    RUSKI ALANBARI
3.    SANDI IRAWAN
4.    SUGENG PAMUJI
4 AKUNTASI 4

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
2016



KATA PENGANTAR
            Puji beserta syukur, penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul”Paradigma dan Teori akuntansi syariah”.Makalah ini penulis susun,dalam rangka memenuhi tugas dalam mata kuliah Akuntansi Syariah yang kami laksanakan.
Atas dukungan baik moral dan materi dalam proses penyusunan makalah ini, maka kami banyak mengucapkan terimakasih kepada:
1)      Bpk. Rizki ,selaku dosen mata kuliah Akuntansi Syariah
2)      Orang tua,keluarga dan teman-teman kami ,yang telah membantu kami dalam penyelesaian penulisan makalah ini.
Kami berharap bahwa makalah ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca dalam mengetahui Paradigma dan teori Akuntansi Syariah.
Menyadari bahwa suatu karya dibidang apapun tidak terlepas dari kekurangan, oleh karenanya, saran dan kritik yang bermanfaat  dari setiap pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

                        Balunijuk ,3 Maret 2016


Penulis














DAFTAR ISI
                                Halaman
Kata Pengantar…………………………………………………………………..               2
Daftar Isi            …………………………………………………………………                3
BAB I             PENDAHULUAN
                        1.1.      Latar Belakang………………………………………….                4
                       
BAB II                        PEMBAHASAN
                        2.1.      Pengertian Paradigma Akuntansi Syariah…………                    6
                        2.2       Evaluasi Kritis Akuntansi Konvensional……………                   6
2.3       Syariah Sebagai Paradigma Alternatif……………                       7
2.4       Kerangka Konseptual Akuntansi Berdasarkan Syariah....          8
2.5        Beberapa Dimensi Akuntansi Menurut Alquran, Ilahiyah,
Sejarah Islam, Dan Kini ………………………………                  9
2.6      Akuntansi (Kapitalis) Dalam Al Qur’an………….                        11
2.7       Eksistensi Akuntansi Islam ( Syariah) Menurut Para Pakar      12

BAB III          PENUTUP
                        3.1.Kesimpulan………………………………………………. …               13
                       

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Belakangan ini terjadi peningkatan kepentingan terhadap kajian bidang akuntansi menuju akuntansi dalam perspektif islam atau akuntansi syariah. Salah satu aspek yang mendorongnya adalah dengan munculnya sistem perbankan syariah. Dipihak lain aspek-aspek akuntansi konvensional tidak dapat diterapkan pada lembaga yang menggunakan prinsip-prinsip islam, baik dari implementasi akuntansi maupun akibat ekonomi. Oleh karena itu, perlu adanya standar akuntansi yang cocok bagi bank syariah.
Seiring dengan meningkatnya rasa keberagamaan (religiusitas) masyarakat Muslim menjalankan syariah Islam dalam kehidupan sosial-ekonomi, semakin banyak institusi bisnis Islami yang menjalankan kegiatan operasional dan usahanya berlandaskan prinsip syariah. Untuk mengelola institusi Islami ini diperlukan pencatata transaksi dan pelaporan keuangan. Pencatatan akuntansi dan pelaporan keuangan dengan karakteristik tertentu yang sesuai dengan syariah. Pencatatan transaksi dan pelaporan keuangan yang diterapkan pada institusi bisnis Islami inilah yang kemudian berkembang menjadi akuntansi syariah. Akuntansi syariah (shari’a accounting) menurut Karim (1990) merupakan bidang baru dalam studi akuntansi yang dikembangkan berlandaskan nilai-nilai, etika dan syariah Islam, oleh karenanya dikenal juga sebagai akuntansi Islam (Islamic Accounting).
Perkembangan akuntansi sebagai salah satu cabang ilmu sosial telah mengalami pergeseran nilai yang sangat mendasar dan berarti, terutama mengenai kerangka teori yang mendasari dituntur mengikuti perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Karim(1990:3) mengemukakan bahwa selama ini yang digunakan sebagai dasar kontruksi teori akuntansi lahir dari konteks budaya dan idiologi.
Demikian halnya dengan kontruksi akuntansi konvensional menjadi akuntansi Islam (syariah) yang lahir dari nilai-nilai budaya masyarakat dan ajaran syariah Islam yang dipraktikan dalam kehidupan sosial-ekonomi (Hammed:1997). Akuntansi syariah dapat dipandang sebagai kontruksi sosial masyarakat Islam guna menerapkan ekonomi Islam dalam kegiatan ekonomi. Akuntansi syariah merupakan sub-sistem dari system ekonomi dan keuangan Islam, digunakan sebagai instrument pendukung penerapan nilai-nilai Islami dalam ranah akuntansi, fungsi utamanya adalah sebagai alat manajemen menyediakan informasi kepada pihak internal dan eksternal organisasi (Hasyshi: 1986; Baydoun dan Willet, 2000 serta Harahap, 2001).




BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN PARADIGMA AKUNTANSI SYARIAH
Paradigma  merupakan  istilah  yang  dipopulerkan  Thomas  Khun dalam  karyanya  The  Structure  of  Scientific  Revolution.  Paradigma  di  sini diartikan  Khun  sebagai  kerangka  referensi  atau  pandangan  dunia  yang menjadi dasar keyakinan atau pijakan suatu teori.

Akuntansi  adalah  suatu  kejadian  yang  tidak  hanya  statis. Akuntansi  berkembang  mengikuti  pola  evolusi  masyarakat.  Sebagaimana yang pernah terjadi yaitu berkembang dari penyatuan aspek agama menuju pada  upaya  pemisahan  agama  dengan 
masalah  ekonomi,  maka  akhirnya terjadi perubahan dari agama menuju kepada ekonomi murni, dan akhirnya berkembang lagi dari ekonomi murni menuju kepada sosio-ekonomi.

Berdasarkan  definisi  paradigma  yang  dikemukakan  Kuhn, paradigma baru dapat dikembangkan yaitu paradigma akuntansi syari‟ah yang  dikembangkan  berdasarkan  kepercayaan  masyarakat  Muslim[1].  
Menurut  Ikatan  Akuntan  Indonesia  (2007)  syariah  berlandaskan pada  paradigma  dasar  bahwa  alam  semesta  dicipta  oleh  Tuhan  sebagai amanah  (kepercayaan  ilahi)  dan  sarana  kebahagiaan  hidup  bagi  seluruh umat untuk mencapai kesejahteraan hakiki secara material dan spiritual (al-falah).  Paradigma  dasar  ini  menekankan  setiap  aktivitas  umat  manusia memiliki  akuntabilitas  dan  nilai  ilahiah  yang  menempatkan  perangkat syariah  dan  akhlak  sebagai  parameter  baik  dan  buruk,  benar  dan  salah aktivitas usaha. Paradigma ini akan membentuk integritas  yang membantu terbentuknya karakter tata kelola yang baik (good governance) dan disiplin pasar (market discipline) yang baik.

2.2  EVALUASI KRITIS AKUNTANSI KONVENSIONAL
Pengenalan beberapa konsep dari nilai mendasar akuntansi konvensional saat ini adalah bersifat kontradiksi bagi masyarakat islam. Sebab secara mendasar hal tersebut berhubungan dengan bunga atau riba. Riba adalah sesuatu yang diharamkan. Disamping itu, ada beberapa unsur yang masuk dalam kategori gharar. Banyak isu lain, sebagaimana yang diharapkan oleh akuntan muslim. Demikian pula Dewan Pengawas Syariah yang secara efektif mengontrol mekanisme akuntansi.
Masalah penting yang perlu diselesaikan adalah perlunya akuntansi syariah yang dapat menjamin terciptanya keadilan ekonomi melalui formalisasi prosedur, aktivitas, pengukuran tujuan, pengendalian, dan pelaporan yang sesuai dengan prinsip syariah, dengan memfokuskan pada dua ide dasar dalam akuntansi konvensional yang dianggap bermasalah dan tidak sesuai dengan orang muslim. Masalah pertama berhubungan dengan fondasi filsafat dan kedua berhubungan dengan peran dan fungsi akuntansi dalam masyarakat.
Secara umum dapat dikatakan disini, bahwa masalah rasionalisme sebagai suatu dasar dalam pengembangan akuntansi saat ini. Didalamnya terdapat tiga gambaran kontradiktif menutut pandangan islam, yaitu : pertama, akuntansi konvensional didasari oleh penolakan agama dan metafisika serta menempatkan negara sebagai kekuatan yang berkuasac. Hal ini berlawanan dengan konsep islam. Bagi seorang muslim, syariah merupakan suatu kekuatan petunjuk yang mengarahkan seluruh aspek kehidupan manusia dan mempertanggung jawabkan secara penuh kepada Tuhan. Selanjutnya konsep syariah ini berhubungan dengan hal yang berbentuk ibadah dan berkah kepada dan dari Allah SWT. Kedua, kepercayaan dan nilai dasar akuntansi konvensional yang berdasarkan pada konsep kepentingan pribadi tanpa mempedulikan kepentingan sosial. Ketiga, akuntansi konvensional mempercayai bahwa manusia tidak memiliki konsepsi yang melekat mengenai kadilan tetapi manusia memiliki sifat pengambil peluang.
Ketiga pandangan di atas menunjukkan, bahwa konsep akuntansi konvensional cenderung melihat hanya manusia sebagai makhluk ekonomi (homo economicus). Dalam islam, manusia tidak hanya dikenal sebagai homo economicus tetapi juga sebagai makhluk beretika (homo ethicus) dan makhluk beragama (homo religius). Berdasarkan ketiga ketrbatasan diatas, perlu dipikirkan paradigma akuntansi alternatif yang mengandung aspek baik teknis maupun sosial berdasarkan pada rasionalitas dengan mempertimbangkan agama. Selanjutnya, paradigma alternatif ini harus juga mengakomodasikan keseimbangan antara kepentingan pribadi maupun kepentingan sosial. Bagi seorang muslim, syariah tampaknya dapat menjadi paradigma yang cocok untuk pengembangan akuntansi syariah, yang dapat menyatukan seluruh aspek kehidupan manusia, sebagai prinsip-prinsip dasarnya.
2.3  SYARIAH SEBAGAI PARADIGMA ALTERNATIF
Dengan menggunkan teori filsafat dan sosial, Brrel dan Morgan (1979), menjelaskan empat perbedaan paradigma secara sosiologi dalam bidang akuntansi. Keempat paradigma itu adalah : fungsionalis, interpretatif, humanis, radikal, dan strukturalis radikal. Sementara ahli lain melakukan klasifikasi ulang model akuntansi berdasarkan pada suatu perspektif sistem, yaitu : model yang berorientasi pada data, kegunaan keputusan, dan kategori sumber organisasional, dimana akuntansi keuangan tampaknya sebagai data yang dikumpulkan dari suatu organisasi dan mengubahnya menjadi laporan informasi tertentu yang sesuai dengan lingkungan. Velayutham dan Rahman (1992) menggunakan matrix multidimensional dalam mengklasifikasikan teori akuntansi, yaitu : tujuan akuntansi (deskriptif/normatif), pendekatan dalam formulasi teori (deduktif, induktif, eklektif), asumsi-asumsi dasar (ekonomi, sosiologi, etika, perilaku manusia, kominikasi), dan tingkap pengembangan teori akuntansi.
Berdasarkan paradigma yang dikembangkan oleh Khun (1970), paradigma baru dapat dikembangkan yaitu paradigma akuntansi syariah yang dikembangkan berdasarkan kepercayaan masyarakat muslim. Paradigma tersebut menunjukkan bahwa syariah diturunkan dari tiga sumber, yaitu : Al Qur’an, Hadist, fiqh. Sumber-sumber tersebut urut secara hierarki tidak dapatmendahului satu terhadap yang lainnya. Sumber yang pertama adalah selalu Al Qur’an, diikuti Hadist, fiqh, dan seterusnya.
Tujuan utama syariah adalah mendidik setiap manusia, memantapkan keadilan dan merealisasikan keuntungan bagi setiap manusia di dunia maupun akhirat. Syariah mengatur setiap aspek kehidupan umat muslim, baik politik, ekonomi, dan sosial dengan menjaga keyakinan, kehidupan, akal, dan kekayaan meraka.
2.4  KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI BERDASARKAN SYARIAH
Syariah adalah mencakup seluruh aspek kehidupan umat manusia, baik ekonomi, politik, sosial, dan filsafat moral. Dengan kata lain, syariah berhubungan dengan seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk didalamnya dalam hal akuntansi.
Kerangka konseptual akuntansi menunjukkan bahwa, akuntansi syariah akan mencapai tujuan yang lebih luas tentang keadilan sosio ekonomi (al-falah) dan mengakui bentuk ibadah. Prinsip-prinsip ini menunjukkan pada baik aspek teknis maupun kemanusiaan yang harus diturunkan dari syariah. Aspek teknis dalam akuntansi syariah adalah menunjuk pada kerangka akuntansi yang berhubungan dengan otoritas dan pelaksanaannya. Jelasnya masalah kerangka berhubungan dengan pengukuran dan pengungkapan, prinsip-prinsip sebagai berikut : zakat, bebas bunga, transaksi bisnis yang dihalalkan dalam hukum islam, harus diyakini.

TEORI AKUNTANSI SYARIAH

2.5 BEBERAPA DIMENSI AKUNTANSI MENURUT ALQURAN, ILAHIYAH, SEJARAH ISLAM, DAN KINI
IMEJ AKUNTANSI
            Pengertian akuntansi konvensional menurut Accounting Principle Board (APB) Statement No.4 (Belkaoui,1985):
            “Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah memberikan informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang, mengenai suatu badan ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi sebagai dasar memilih di antara beberapa alternatif.”
Sifat-sifat akuntansi:
  1. Akuntansi sebagai suatu ideologi
  2. Akuntansi sebagai suatu bahasa
  3. Akuntansi sebagai suatu catatan historis
  4. Akuntansi sebagai suatu realitas ekonomi saat ini
  5. Akuntansi sebagai suatu sistem informasi
  6. Akuntansi sebagai suatu komoditi
  7. Akuntansi dianggap sebagai suatu pertanggungjawaban
  8. Akuntansi adalah “technology” (Bambang Sudibyyo)

2.6 AKUNTANSI (KAPITALIS) DALAM AL QUR’AN
Surat Al-Baqarah (sapi) ayat 282 :
            “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermualmalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah ia orang yang berhutang itu mengimlakkan apa yang ditulisnya itu, dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada utangnya. Jika yang berutang itu orang yang lemah akal atau lemah keadaannya atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah wakilnya mengmlakkan dengan jujur dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang laki-laki diantara kamu. Jika tidak ada dua orang laki-laki maka bolehlah seorang laki-laki dan dua orang perempuan dari saksi yang kamu ridhoi, supaya jika seorang lupa seorang lagi  mengingatnya”.
Tekanan Islam dalam kewajiban melakukan pencatatan:
  1. Menjadi bukti dilakukannya transaksi (muamalah) yang menjadi dasar nantinya dalam menyelesaikan persoalan selanjutnya.
  2. Menjaga agar tidak terjadi manipulasi atau penipuan, baik dalam transaksi maupun dari transaksi itu (laba)
Berlaku adil dan jujur:
  1. Surat Al-Hadiid ayat 24
  2. Surat Annisa’ ayat 135
  3. Surat Almaidah ayat 8
  4. Surat Asy Syuraa’ ayat 182-183
  5. Surat Annisa’ ayat 29
Ayat lain yang relevan dengan Akuntansi, membahas:
  1. Menunaikan Amanah
  2. Jangan memakan harta secara bathil dan mencintai secara berlebihan
  3. Konsep Pembelanjaan (Spending)
  4. Kewajiban menegakkan kebenaran dan keadilan
  5. Konsep harta dalam Al qur’an
           
            Beberapa kewajiban atau praktek dalam kehidupan umat Islam yang memerlukan ilmu akuntansi :
  1. Akuntansi Zakat
  2. Akuntansi Pemerintahan (Baitul Mal)
  3. Akuntansi Warisan
  4. Akuntansi Amal
  5. Akuntansi Efisiensi
  6. Akuntansi Pertanggungjawaban atau Amanah
  7. Akuntansi Kesaksian
  8. Akuntansi Syarikat (Partnership)

Akuntansi Ilahiyah
            Allah adalah Maha Akuntan, karena dia Maha Cepat (Hasib) perhitungannya, mencatat semua kejadian, dari yang besar sampai yang kecil.
            “Allah sangat cepat perhitungannya” (Al Baqarah ayat 202)
            “Sesungguhnya Allah selalu membuat perhitungan atas tiap tiap sesuatu.” (Annisa’ : 86)
Akuntansi Amal
Akuntan Allah:
  1. Malaikat Rakib menghasilkan buku atau neraca “sijjin” (Laporan Amal Baik)
  2. Malaikat Atid menghasilkan buku atau neraca “Illyin” (Laporan Amal Buruk)

AKUNTANSI DALAM SEJARAH ISLAM
Muhasib
            Akuntansi dalam bahasa Arab disebut “Muhasabah” yang artinya akuntansi, akar katanya H.S.B. yaitu :
  1. Selesaikan tanggungjawab
  2. Agar netral, independen tidak memihak, objektif.
  3. Menjaga atau mencoba mendapatka, atau
  4. Mengharapkan pahala di akhirat, dengan menambahnya dalam kita seseorang oleh Tuhan
  5. Menjadi perhatian
  6. Mempertanggungjawabkannya
  7. Bisa juga dikaitkan dengan pencatatan perbuatan seseorang secara terus menerus sampai pada pengadilan akhirat melalui mizan (neraca)
  8. Yahsaba berarti menghitung, mengukur. To compute to measure

Muhtasib
            Adalah orang yang bertanggungjawab atas lembaga Al Hisba, tugasnya:
  1. Memastikan masyarakat mendapatkan hak atas timbangan yang benar.
  2. Mencek kemungkinan adanya kecurangan bisnis dalam berbagai bentuk termasuk memberikan informasi yang salah.
  3. Memeriksa kontrak perjanjian yang tidak benar, praktek judi, riba.
  4. Menjaga terlaksananya pasar bebas termasuk melindungi konsumen dari kerugian yang timbul akibat ketidaktahuan pasar.
  5. Mencegah barang tidak ditimbun untuk mendapatkan keuntungan
Kewajiban muhtasib:
  1. Pelaksanaan hak Allah termasuk kegiatan ibadah: semua jenis shalat, pemeliharaan masjid
  2. Pelaksanaan hak-hak masyarakat: perilaku di pasar, kebenaran timbangan, kejujuran bisnis
  3. Pelaksanaan yang berkaitan dengan keduanya: menjaga kebersihan jalan, lampu jalan, bangunan yang menggangu masyarakat dan sebagainya.

2.7 EKSISTENSI AKUNTANSI ISLAM ( SYARIAH) MENURUT PARA PAKAR
Vernon Kam(1990) dalam bukunya Accounting Theory, menyatakan:
            “Menurut sejarahnya, kita mengetahui bahwa sistem pembukuan double entry muncul di Italia pada abad ke-13. Itulah catatan yang paling tua yang kita miliki mengenai sistem akuntansi “double entry” sejak lahir abad ke-13 itu, namun adalah mungkin sistem double entry sudah ada sebelumnya”.
Hal ini didukung oleh :
  1. Muhammad Khir
  2. DR. Ali Shawki Ismail Shaehata
  3. Hendriksen
  4. Kitab Suci Al-Qur’an
  5. Robert Arnold Russel
  6. W. Montgemory Watt
  7. Zakat dan Baitul Maal
  8. Profesi Akuntan Publik Selaku Saksi
  9. Akuntansi Islam: State of the Art

PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI ISLAM
Untuk merumuskan teori, prinsip akuntansi Islam maka langkah yang harus diikuti adalah :
  1. Memahami teori akuntansi Kapitalis
  2. Memahami beberapa pendapat normatif dari para ahli atau lembaga tentang teori akuntansi Islam
  3. Menguasai syariah, konsep, filosofi dan prinsip prinsip kehidupan Islam
  4. Rekontruksi teori akuntansi kapitalis menjadi teori akuntansi Islam dengan cara :
Ø  Memakai konsep atau teori yang tidak bertentangan dengan syariah Islam
Ø  Membuang, menolak dan menghilangkan konsep atau norma yang bertentangan dengan norma Islam
Ø  Menganalisa dan meredifinisikan konsep-konsep yang dikategorikan masih kabur antara teori akuntansi kapitalis atau teori akuntansi Islam
Ø  Merumuskan konsep baru yang di”insert” ke dalam teori Akuntansi Islam jika belum ada
  1. Menguji konsep akuntansi Islam hasil rekonstruksi dengan cara: diskusi, seminar, konferensi, symposium, public Hearing, delphi system menggunakan tenaga-tenaga ahli dibidangnya untuk mengomentari
  2. Menguji Teori Akuntansi Syariah itu melalui Empirical Research



BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Salah satu aspek yang mendorong lahirnya akuntansi syariah adalah dengan munculnya sistem perbankan syariah. Dipihak lain aspek-aspek akuntansi konvensional tidak dapat diterapkan pada lembaga yang menggunakan prinsip-prinsip islam, baik dari implementasi akuntansi maupun akibat ekonomi. Oleh karena itu, perlu adanya standar akuntansi yang cocok bagi bank syariah.Dan seiring dengan meningkatnya rasa keberagamaan (religiusitas) masyarakat Muslim menjalankan syariah Islam dalam kehidupan sosial-ekonomi, semakin banyak institusi bisnis Islami yang menjalankan kegiatan operasional dan usahanya berlandaskan prinsip syariah. Untuk mengelola institusi Islami ini diperlukan pencatata transaksi dan pelaporan keuangan. Pencatatan akuntansi dan pelaporan keuangan dengan karakteristik tertentu yang sesuai dengan syariah.

No comments:

Judul Diunggulkan

JURNAL PENELITIAN PEMERIKSAAN AKUNTANSI - PEMERIKSAAN TERHADAP PIUTANG DAGANG

Pemeriksaaan Terhadap Piutang Dagang ( Account Receivable) Pada PT Bintang Baru Terus Jaya Oleh: Riza Marveni 1 Ri z ky Purnom...