MAKALAH
Proses-Proses
Pembelian dan Perilaku
Setelah
Pembelian
Di
Susun Oleh:
·
Muhammad
Nurlana (30214111065)
·
Pauziah (3021411078)
·
Peni
Rozalini (3021411080)
·
Reinilasari (3021411088)
·
Rizki
Budianto (3021411094)
5 MN 3
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
BANGKA BELITUNG
2016
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena
berkat hidayah dan taufiqnya kami mampu menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul PERILAKU KONSUMEN. Makalah ini disusun guna memenuhi
tugas mata kuliah “Perilaku Konsumen ”, makalah ini yang diharapakan bisa
menambah wawasan dan dapat bermanfaat dalam dunia pendidikan.
Kami mengucapkan banyak terimaksih kepada pihak-pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna, serta masih banyak kekurangan dan kesalahannya. oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kamiharapkan
demikesempurnaan makalah ini. Dan mudah-mudahan makalah ini dapat mendorong kita
untuk lebih giat dalam proses menimba ilmu dengan sebaik-baiknya. Amin
yarobbal’alamin...
Pangkalpinang, Oktober
2016
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman
judul..........................................................................................................................i
Kata
pengantar........................................................................................................................ii
Daftar
isi.................................................................................................................................iii
BAB
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan
Masalah.............................................................................................................1
1.3 Tujuan
Penulisan...............................................................................................................1
BAB
2
PEMBAHASAN........................................................................................................2
2.1 Proses-Proses Pembelian dan Perilaku Setelah
Pembelian...............................................2
2.2 Memilih
Toko...................................................................................................................2
2.3 Perilaku Pembelian Dalam
Toko......................................................................................5
2.4 Proses-Proses
Pembelian Dalam Toko.............................................................................6
2.5 Pola-Pola
Pembelian........................................................................................................10
2.6
Perilaku Yang Terkait Dengan Pembelian.......................................................................13
2.7 Evaluasi Setelah
Pembelian.............................................................................................14
2.8 Disposisi
Produk.............................................................................................................15
BAB
3
PENUTUP.................................................................................................................17
3.1
Kesimpulan......................................................................................................................17
DAFTAR
PUSTAKA...........................................................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Konsumen membuat banyak keputusan
pembelian setiap hari. Kebanyakan perusahaan besar meneliti keputusan pembelian
konsumen secara sangat rinci untuk menjawab pertanyaan tentang apa yang dibeli
konsumen, dimana mereka membeli, bagaimana dan berapa banyak yang mereka beli,
kapan mereka membeli, dan mengapa mereka membeli.
Pemasar dapat mempelajari pembelian
konsumen yang sebenarnya untuk menemukan apa yang mereka beli, di mana dan
berapa banyak. Tetapi mempelajari tentang mengapa terjadi suatu perilaku
pembelian konsumen tidaklah mudah – jawabannya sering terkunci jauh didalam
pikiran konsumen.
Rangsangan pemasaran terdiri dai empat P,
product (produk), price (harga), place (tempat), dan promotion (promosi).
Rangsangan lain meliputi kekuatan dan faktor utama dalam lingkungan pembeli :
ekonomi, teknologi, politik, dan budaya. Semua masukan ini memasuki kotak hitam
pembeli, dimana masukan ini diubah menjadi sekumpulan respon pembeli yang dapat
di observasi : pilihan produk, pilihan merek, pilihan penyalur, waktu
pembelian, dan jumlah pembelian.
Pemasar ingin memahami bagaimana
rangsangan itu dirubah menjadi respon di dalam kotak hitam konsumen, yang
mempunyai dua bagian. Pertama, karakteristik pembeli mempengaruhi bagaimana pembeli
menerima dan bereeaksi terhadap rangsangan itu. Kedua, proses keputusan pembeli
itu sendiri mempengaruhi perilaku pembeli.
1.2 Rumusan Masalah
·
Memilih Toko
·
Perilaku Pembelian Dalam Toko
·
Proses-Proses Pembelian Dalam Toko
·
Pola-Pola Pembelian
·
Perilaku Yang Terkait Dengan Pembelia
·
Evaluasi Setelah Pembelian
·
Disposisi Produk
1.3 Tujuan Penulisan
Menjelaskan kepada pembaca dan memberi pemahaman
tentang proses-proses pembelian dan perilaku sesudah pembelian.
BAB
2
PEMBAHASAN
2.1
Proses-Proses Pembelian dan Perilaku Setelah Pembelian
Proses Pengambilan Keputusan Membeli Sebelum membeli
suatu produk atau jasa, umumnya konsumen melakukan evaluasi untuk melakukan
pemilihan produk atau jasa. Evaluasi dan pemilihan yang digunakan akan
menghasilkan suatu keputusan. Pengambilan ke putusan sendiri merupakan sebuah
proses yang terdiri dari beberapa tahap, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian
informasi, evaluasi alternatif sebelum pembelian, pembelian, konsumsi, dan
evaluasi alternatif sesudah pembelian (Engel,1995). Selanjutnya akan dijelaskan
mengenai proses pengambilan keputusan membeli yang meliputi pengertian proses
pengambilan keputusan membeli, tahap-tahap dalam proses pengambilan keputusan
membeli, tingkatan dalam proses pengambilan keputusan membeli serta faktor apa
saja yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan membeli.
Pengertian proses pengambilan keputusan membeli Engel
(1995) mengatakan bahwa proses pengambilan keputusan membeli mengacu pada
tindakan konsisten dan bijaksana yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan.
Pengambilan
keputusan membeli merupakan keputusan konsumen tentang apa yang hendak dibeli, berapa banyak yang akan dibeli, di mana akan dilakukan, kapan akan dilakukan dan bagaimana pembelian akan dilakukan (Loudon & Bitta, 1993). Berkowitz (2002) juga mengemukakan bahwa proses keputusan pembelian merupakan tahap-tahap yang dilalui pembeli dalam menentukan pilihan tentang produk dan jasa yang hendak dibeli. Ahli lain menyatakan bahwa pengambilan keputusan konsumen adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan.
keputusan membeli merupakan keputusan konsumen tentang apa yang hendak dibeli, berapa banyak yang akan dibeli, di mana akan dilakukan, kapan akan dilakukan dan bagaimana pembelian akan dilakukan (Loudon & Bitta, 1993). Berkowitz (2002) juga mengemukakan bahwa proses keputusan pembelian merupakan tahap-tahap yang dilalui pembeli dalam menentukan pilihan tentang produk dan jasa yang hendak dibeli. Ahli lain menyatakan bahwa pengambilan keputusan konsumen adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan.
pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku
alternatif dan memilih salah satu diantaranya (Setiadi, 2003). Sementara
Schiffman-Kanuk (2007) mengatakan bahwa keputusan sebagai seleksi terhadap dua
pilihan alternatif atau lebih, dengan kata lain ketersediaan pilihan yang lebih
dari satu merupakan suatu keharusan dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan
uraian diatas, maka proses pengambilan keputusan membeli yang dipakai dalam
penelitian ini merujuk pada teori yang dikemukakan oleh Engel (1995) yakni
proses pengambilan keputusan membeli mengacu pada tindakan konsisten dan
bijaksana yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan.
2.2
Memilih Toko
Toko terbagi dalam beberapa jenis yaitu :
a. Toko Khusus (Speciality Store ) : adalah pengecer yang
menjual kategori barang-barang tertentu dngan pilihan merk yang banyak tetapi
dalam jumlah yang terbatas. Contoh toko buku.
b. Toko Serba Ada (Departement Store) : Adalah pengecer yang mempunyai beberapa lini produk dimana setiap lini produk dioperasikan sebagai sebuah departemen yang terpisah dengan menggolongkan barang-barang yang dijual untuk pria, wanita, anak-anak, alat rumah tangga, barang elektronik dan sebagainya.
c. Pasar Swalayan (Supermarket) : adalah pengecer yang beroperasi secara besar, memiliki biaya yang rendah, volume penjualan tinggi, bersifat swalayan yang dirancang untuk melayani kebutuhan-kebutuhan total konsumen akan produk perlengkapan rumah tangga.
d. Toko kebutuhan Sehari-hari (Convenience Store) : adalah pengecer yang relatif kecil dan berada pada wilayah-wilayah pemukiman, waktu buka panjang, dan buka tujuh hari atau seminggu serta memiliki lini produk yang terbatas untuk kebtuhan sehari-hari yang memiliki perputaran tinggi.
e. Toko Diskon (Discount Store) : adalah pengecer yang menjual barang-barang standar dengan harga yang lebih rendah karena menerima margin yang lebih rendah dan volume yang lebih tinggi.
f. Pengecer Pemberi Potongan Harga (Off Price Retailer) : adalah pengecer yang membeli dengan harga yang lebih rendah dari pada harga grosir yang umum dan membebani konsumen dengan harga eceran yang lebih rendah. Ada tiga jenis utama pengcer pembri potongan harga, yaitu took pabrik, took independen, dan took gudang.
g.
Toko super, Toko Kombinasi dan Pasar Hyper (Super Store, Combination Store, dan
Hyper Market)
1. Toko Super adalah took yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan total konsumen untuk jenis-jenis makanan yang dijual secara rutin dan jenis-jenis non makanan. Toko super biasanya menawarkan pelayanan dalam bidang pencucian, pembersihan, perbaikan sepatu, dan tempat makan siang.
2. Toko Kombinasi adalah diversifikasi dari pada pasar swalayan, dengan memasukkan produk obat-obatan dengan resep.
3. Pasar Hyper adalah kombinasi antara pasar swalayan, toko diskon dan prinsip-prinsip pengecer gudang. Jenis produknya lebih dari pada barang-barang yang dijual secara rutin, termasuk furniture peralatan berat dan ringan, jenis-jenis pakaian dan produk lainnya.
1. Toko Super adalah took yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan total konsumen untuk jenis-jenis makanan yang dijual secara rutin dan jenis-jenis non makanan. Toko super biasanya menawarkan pelayanan dalam bidang pencucian, pembersihan, perbaikan sepatu, dan tempat makan siang.
2. Toko Kombinasi adalah diversifikasi dari pada pasar swalayan, dengan memasukkan produk obat-obatan dengan resep.
3. Pasar Hyper adalah kombinasi antara pasar swalayan, toko diskon dan prinsip-prinsip pengecer gudang. Jenis produknya lebih dari pada barang-barang yang dijual secara rutin, termasuk furniture peralatan berat dan ringan, jenis-jenis pakaian dan produk lainnya.
h.
Catalog Showroom : adalah toko yang menjual barang-barang yang mempunyai nama,
mudah dijual dan memiliki margin yang tinggi dengan harga diskon.
Pengenalan kebutuhan
Sebelum
konsumen memilih toko sesuai dengan yang diinginkan oleh konsume. Terlebih
dahulu konsumen harus mengenali kebutuhan apa yang ingin di beli dan toko mana
dia dapat membeli kebutuhannya tersebut. Pengenalan kebutuhan : Lusch da
Dunne (1990 : 131) ada empat tipe dari pengenalan kebutuhan sebelum berbelanja,
yaitu :
1. Mengenali kebutuhan belanja untuk membeli sesuatu. Konsumen pergi berbelanja karena ingin membeli sesuatu yang mereka butuhkan.
2. adanya kebutuhan belanja untuk mendapatkan informasi. Konsumen ingin mengetahui tentang produk dan merk apa yang terbaik saat ini, dan swalayan mana yang menjual barang engan harga yang murah.
3. mengenali kebutuhan belanja untuk bersosialisasi (motif sosial untuk berbelanja) meliputi :
a. Pengalaman sosial diluar rumah
Perjalanan belanja mungkin menghasilkan interaksi sosial, seperti perjumpaan dengan teman.
b. Komunikasi dengan orang lain yang memiliki minat yang sama.
Mendatangi disuatu swalayan membuka kesempatan untuk berkomunikasi dan membahas dengan orang lain tentang minat mereka.
c. Daya tarik kelompok sebaya
Berlangganan disuatu swalayan kadang mencerminkan keinginan untuk menjadi salah satu anggota dari kelompok sebaya.
d. Status dan Otoritas
Pergi belanja kesuatu swlayan yang mewah, untuk memperjelas status diri si konsumen.
e. Kesenangan dalam tawar menawar
Banyak pembelanja yang menyukai proses tawar-menawar, mereka pergi berbelanja untuk mendapatkan kepuasan dari tawar menawar tersebut.
4. Mengenali kebutuhan belanja karena adanya motif pribadi, meliputi :
a. Permainan peran
Timbulnya kebutuhan belanja karena peran yang disandangnya, seperti ibu rumah tangga yang pergi berbelanja untuk kebutuhan keluarganya.
b. Hiburan
Berbelanja dapat memberikan kesempatan sebagai hiburan dari kehidupan rutin sehari-hari dan mewakili suatu bentuk rekreasi
c. Pemuasan diri
Ada beberapa orang yan meringgankan depresi dengan sekedar membelanjakan uang untuk diri sendiri. Dalam hal ini perjalanan belanja dimotivasi bukan oleh keperluan konsumsi yang diharapakan, melainkan untuk keperluan proses berbelanja itu sendiri.
d. Belajar tentang trend baru
Individu belajar tentang trend baru dan simbol (merk produk) yang mendukung mereka ketika individu bersangkutan berkunjung ke suatu swalayan.
e. Berbelanja dapat merupakan latihan jasmani dengan langkah santai, menarik bagi orang yang hidup dalam lingkungan perkotaan.
f. Stimulasi indera
Pelanggan melihat-lihat toko dan memeprhatikan barang dagangan atau memperhatikan satu sama lain, mereka senang memegang barang, suara musik sebagai latar belakang, harumnya bagian parfum atau tempat jual makanan.
b. Alternatif dalam berbelanjasSetelah menetukan kebutuhan untuk belanja, konsumen harus mempertimbangkan berbagai alternatif dalam belanja sebelum memutuskan swalayan mana yang akan didatangi. Alternatif berbelanja terbentuk setelah membandingkan dengan informasi yang didapat.
1. Mengenali kebutuhan belanja untuk membeli sesuatu. Konsumen pergi berbelanja karena ingin membeli sesuatu yang mereka butuhkan.
2. adanya kebutuhan belanja untuk mendapatkan informasi. Konsumen ingin mengetahui tentang produk dan merk apa yang terbaik saat ini, dan swalayan mana yang menjual barang engan harga yang murah.
3. mengenali kebutuhan belanja untuk bersosialisasi (motif sosial untuk berbelanja) meliputi :
a. Pengalaman sosial diluar rumah
Perjalanan belanja mungkin menghasilkan interaksi sosial, seperti perjumpaan dengan teman.
b. Komunikasi dengan orang lain yang memiliki minat yang sama.
Mendatangi disuatu swalayan membuka kesempatan untuk berkomunikasi dan membahas dengan orang lain tentang minat mereka.
c. Daya tarik kelompok sebaya
Berlangganan disuatu swalayan kadang mencerminkan keinginan untuk menjadi salah satu anggota dari kelompok sebaya.
d. Status dan Otoritas
Pergi belanja kesuatu swlayan yang mewah, untuk memperjelas status diri si konsumen.
e. Kesenangan dalam tawar menawar
Banyak pembelanja yang menyukai proses tawar-menawar, mereka pergi berbelanja untuk mendapatkan kepuasan dari tawar menawar tersebut.
4. Mengenali kebutuhan belanja karena adanya motif pribadi, meliputi :
a. Permainan peran
Timbulnya kebutuhan belanja karena peran yang disandangnya, seperti ibu rumah tangga yang pergi berbelanja untuk kebutuhan keluarganya.
b. Hiburan
Berbelanja dapat memberikan kesempatan sebagai hiburan dari kehidupan rutin sehari-hari dan mewakili suatu bentuk rekreasi
c. Pemuasan diri
Ada beberapa orang yan meringgankan depresi dengan sekedar membelanjakan uang untuk diri sendiri. Dalam hal ini perjalanan belanja dimotivasi bukan oleh keperluan konsumsi yang diharapakan, melainkan untuk keperluan proses berbelanja itu sendiri.
d. Belajar tentang trend baru
Individu belajar tentang trend baru dan simbol (merk produk) yang mendukung mereka ketika individu bersangkutan berkunjung ke suatu swalayan.
e. Berbelanja dapat merupakan latihan jasmani dengan langkah santai, menarik bagi orang yang hidup dalam lingkungan perkotaan.
f. Stimulasi indera
Pelanggan melihat-lihat toko dan memeprhatikan barang dagangan atau memperhatikan satu sama lain, mereka senang memegang barang, suara musik sebagai latar belakang, harumnya bagian parfum atau tempat jual makanan.
b. Alternatif dalam berbelanjasSetelah menetukan kebutuhan untuk belanja, konsumen harus mempertimbangkan berbagai alternatif dalam belanja sebelum memutuskan swalayan mana yang akan didatangi. Alternatif berbelanja terbentuk setelah membandingkan dengan informasi yang didapat.
2.3
Perilaku Pembelian Dalam Toko
Setelah
Pembeli mengetahui kebutuhannya apa dan jenis toko apa yang menyediakan
kebutuhannya tersebut maka perilaku selanjutnya adalah perilaku pembelian di
dalam toko. tahapan-tahapan dalam membeli.
Menurut
Engel et al. (1994:31-32) dan Lamb et al. (2001:188), ada lima tahapan yaitu :
(1)
pengenalan kebutuhan,
(2) pencarian
informasi,
(3) evaluasi
alternatif,
(4)
keputusan pembelian,
(5) perilaku
pascapembelian.
·
Pengenalan
Kebutuhan
Proses
pembelian oleh konsumen diawali sejak pembeli mengenali kebutuhan atau masalah.
Kebutuhan tersebut dapat ditimbulkan oleh rangsangan internal atau eksternal.
Rangsangan internal, terjadi pada salah satu kebutuhan umum seseorang (seperti
lapar dan haus) telah mencapai ambang batas tertentu dan mulai menjadi
pendorong. Sedangkan rangsangan eksternal, salah satunya terjadi karena
seseorang menonton iklan atau melihat produk baru milik tetangganya.
·
Pencarian
Informasi
Setelah
konsumen yang terangsang kebutuhannya, konsumen akan terdorong untuk mencari
informasi yang lebih banyak. Orang lebih peka terhadap informasi produk.
Selanjutnya, orang mulai aktif mencari informasi: bertanya kepada teman,
mendatangi toko untuk mencari tahu atau membuka-buka internet untuk
membandingkan spesifisikasi dan harga barang.
·
Evaluasi
Alternatif
Evaluasi
umunya mencerminkan keyakinan dan sikap yang mempengaruhi perilaku pem
belian
mereka. Keyakinan (belief) adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang
tentang gambaran sesuatu. Keyakinan seseorang tentang produk atau merek
mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Yang tak kalah pentingnya dengan k
eyakinan
adalah sikap. Sikap (attitude) adalah evaluasi, perasaan emosi, dan
kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan
lama pada sesorang pada objek atau gagasan tertentu (Spector, 2000 dalam Kotler
dan Keller, 2007).
·
Keputusan
Pembelian
Dalam suatu
kasus pembelian, konsumen bisa mengambil beberapa sub keputusan, meliputi merk,
pemasok, jumlah, waktu pelaksanaan dan metode pembayaran. Contohnya ketika m
embeli
kendaraan atau peralatan mesin. Namun dalam pembelian produk sehari-hari, keputusan
konsumen bisa jadi lebih sederhana. Contohnya ketika membeli gula, seorang
konsumen tidak banyak berfikir tentang pemasok atau metode pembayaran.
·
Perilaku
Pascapembelian
Setelah
pembelian dilakukan, konsumen akan selalu siaga terhadap informasi yang
mendukung keputusannya. Konsumen akan membandingkan produk yang telah ia beli,
dengan produk lain. Hal ini dikarenakan konsumen mengalami ketidakcocokan
dengan fasilitas-fasilitas tertentu pada barang yang telah ia beli, atau
mendengar keunggulan tentang merek lain.
Perilaku membeli :
1. Store
contact
Meliputi tindakan mencari
outlet,pergi ke outlet dan memasuki outlet.
2. product
contact
konsumen akan mencari
lokasi produk.mengambil produk tersebut dan
menbawanya ke kasir.
3. Transaction
Konsumen akan membayar
produk tersebut dengan tunai,kartu kredit,kartu debet atau alat pembayaran
lainnya.
2.4 Proses-Proses Pembelian Dalam
Toko
Pembelian adalah proses penemuan sumber dan pemesanan
bahan, jasa, dan perlengkapan. Kegiatan tersebut terkadang disebut Pengadaan
barang. Tujuan utamanya adalah memperoleh bahan dengan biaya serendah mungkin
yang konsisten dengan kualitas dan jasa yang dipersyaratkan. Terlepas dari
memastikan bahwa perusahaan mempunyai persediaan bahan tanpa henti, adalah
fungsi dari pembelian untuk memastikan bahwa ada keseimbangan antara persediaan
bahan dengan tingkat inventaris sehingga perusahaan dapat mempertahankan posisi
labanya sepanjang menyangkut biaya bahan.
Prosedur pembelian:
1. Tanda
terima dan analisis Daftar Permintaan Pembelian
(Purchase Requisition – PR)
2. Pemilihan
sumber persediaan yang potensial
3. Pengajuan Permintaan Penawaran Harga
4. Pemilihan Sumber yang Tepat
5. Penetapan Harga yang Tepat
6. Pengeluaran Pesanan Pembelian ( Purchase Order – PO )
7. Analisis Laporan Penerimaan dan Persetujuan Faktur Penjaja/Vendor bagi pembayaran
Proses Pembelian
Dalam proses pembelian, konsumen akan melalui sebuah
proses, yaitu :
1) Menganalisa keinginan dan
kebutuhan
2) Menilai beberapa sumber
3) Menetapkan tujuan pembelian
4) Mengidentifikasi alternative
pembelian
5) Mengambil keputusan untuk membeli
6) Perilaku sesudah pembelian
Berikut adalah tahapan-tahapan pembelian sebagai
berikut :
·
Tahap pertama adalah Kesadaran akan kebutuhan suatu
dan ketersediaannya. Seorang konsumen harus tahu bahwa ada kebutuhan atau ada
kesempatan yang dapat dilakukan bila dia membeli barang tertentu dan barang
tertentu tersebut tersedia di pasar.
·
Tahap kedua, seorang Konsumen akan mencari informasi
sebanyak-banyaknya tentang produk yang akan dibelinya. Konsumen akan mencari
informasi suatu produk tentang fitur-fiturnya, harganya, penjualannya, dan juga
jaminan dari perusahaan.
·
Tahap ketiga, maka seorang Konsumen akan merasa suka
dan butuh terhadap produk itu secara umum.
·
Tahap keempat adalah preferensi. “Kenapa saya harus
membeli produk merk A, bukan merk B. Kenapa saya harus membeli tipe yang
seharga ini bukan seharga itu.” Ini adalah preferensi. Konsumen akan
mencocokkan produknya disesuaikan dengan kesukaannya, seleranya, budgetnya dan
lainnya. Di tahapan ini konsumen sudah mulai mengerucutkan pada apa yang lebih
disukai dibandingkan yang lain.
·
Tahap kelima adalah membuat keyakinan atau konfirmasi.
Setelah konsumen mengerucutkan pada beberapa pilihan, dia akan tambah mantap
setelah mendengar penjelasan yang baik dari penjual /salesman dan memutuskan
untuk membeli.
·
Tahapan yang terakhir, keenam, akhirnya konsumen
tersebut akan merasa puas atas hasil pembelian yang telah dilakukannya, dan
setiap konsumen akan berbeda.
Jadi, sebenarnya dalam tahapan ketika seseorang ingin
membeli sesuatu apakah itu laptop, mobil, makanan, baju dan lainnya akan
melewati 6 tahapan ini. Kesadaran akan kebutuhan produk, lalu mendorongnya
mencari informasi lebih banyak. Setelah itu dia yakin akan kebutuhannya membeli
produk itu. Setelah proses ini dia akan mencari preferensi mana yang dia sukai.
Lalu akhirnya dia meyakinkan diri, “OK”, kalau begini saya beli.” Setelah
yakin, seorang konsumen akhirnya membeli.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi pembelian :
·
Pengalaman :
1)
sikap dan kepercayaan
2) Konsep diri
·
Kebudayaan :
1) Kelas Sosial
2) Kelompok referensi
Faktor-faktor yang
memengaruhi
Terdapat lima faktor
internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan pembelian:
1. Motivasi (motivation)
merupakan suatu dorongan yang ada dalam
diri manusia untuk
mencapai tujuan tertentu.
2. Persepsi (perception)
merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadian yang
diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap
rangsangan tersebut.
3. Pembentukan sikap (attitude
formation) merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang
mencerminkan sikap suka/tidak
suka seseorang akan suatu hal.
4. Integrasi (integration)
merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan. Integrasi merupakan
respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk
membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak
membeli produk tersebut.
Tahap-Tahap Dalam Proses Pembelian
1. Masalah Pengakuan
Proses pembelian dimulai ketika seseorang di perusahaan mengakui masalah atau kebutuhan yang dapat dipenuhi dengan mengakuisisi barang atau jasa. Pengakuan dapat dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Secara internal, beberapa kejadian umum menyebabkan pengenalan masalah. Perusahaan memutuskan untuk mengembangkan produk baru dan kebutuhan peralatan baru dan material.
2. Butuh Umum Deskripsi dan Spesifikasi Produk
Selanjutnya, pembeli menentukan karakteristik umum barang yang dibutuhkan dan kuantitas yang dibutuhkan. Untuk item standar, ini sederhana. Untuk item kompleks, pembeli akan bekerja dengan orang lain-insinyur, pengguna-untuk menentukan karakteristik seperti keandalan, daya tahan, atau harga. pemasar bisnis dapat membantu dengan menjelaskan bagaimana produk mereka memenuhi atau bahkan melampaui kebutuhan pembeli.
3. Cari Supplier
Pembeli berikutnya akan mencoba untuk mengidentifikasi pemasok yang paling tepat melalui direktori perdagangan, kontak dengan perusahaan lain, iklan perdagangan, dan pameran dagang. Bisnis pemasar juga menempatkan produk, harga, dan informasi lainnya di Internet.
4. E-Procurement
situs Web diatur sekitar dua jenis e-hub: hub vertikal berpusat pada industri (plastik, baja, kimia, kertas) dan hub fungsional (logistik, media pembelian, periklanan, manajemen energi). Selain menggunakan situs-situs Web, perusahaan dapat melakukan e-procurement dengan cara lain:
a) Langsung extranet link ke pemasok utama. Sebuah perusahaan dapat mengatur link extranet kepada pemasok utama. Sebagai contoh, dapat mengatur account e-procurement langsung di Dell atau Office Depot, dan karyawan dapat melakukan pembelian mereka dengan cara ini.
b) Membeli aliansi. Coca-Cola, Sara Lee, Kraft, PepsiCo, Gillette, P & G, dan beberapa perusahaan lain bergabung untuk membentuk aliansi membeli disebut Transora untuk menggunakan leverage gabungan mereka untuk mendapatkan harga yang lebih rendah untuk bahan baku.
c) Perusahaan membeli situs. General Electric Trading Proses membentuk Jaringan (TPN) di mana posting permintaan untuk usulan (RFP), melakukan negosiasi istilah, dan pesanan tempat
5. Permohonan Proposal
Pembeli mengundang pemasok yang memenuhi syarat untuk mengajukan proposal. Jika item rumit atau mahal, pembeli akan memerlukan proposal tertulis rinci dari setiap pemasok yang berkualitas. Setelah mengevaluasi proposal, pembeli akan mengundang beberapa pemasok untuk membuat presentasi formal. Bisnis pemasar harus terampil dalam meneliti, menulis, dan mempresentasikan proposal. proposal tertulis harus pemasaran dokumen yang menggambarkan nilai dan manfaat dalam hal pelanggan. presentasi oral harus menginspirasi kepercayaan diri, dan posisi kemampuan perusahaan dan sumber daya sehingga mereka berdiri keluar dari kompetisi.
6. Supplier Seleksi
Sebelum memilih pemasok, pusat membeli akan menentukan atribut pemasok yang diinginkan dan menunjukkan kepentingan relatif mereka. Untuk menilai dan mengidentifikasi para pemasok yang paling menarik, membeli pusat sering menggunakan model evaluasi pemasok.
7. Spesifikasi Order-Rutin
Setelah memilih pemasok, pembeli melakukan negosiasi urutan terakhir, daftar spesifikasi teknis, jumlah yang dibutuhkan, diharapkan waktu pengiriman, kebijakan kembali, jaminan, dan sebagainya. Banyak pembeli industri penyewaan alat berat seperti mesin dan truk. Keuntungan penyewa sejumlah keuntungan: konservasi modal, mendapatkan produk terbaru, menerima layanan yang lebih baik, dan beberapa keuntungan pajak. lessor sering berakhir dengan laba bersih yang lebih besar dan kesempatan untuk menjual kepada pelanggan yang tidak mampu membeli langsung
8. Tinjauan Kinerja
Pembeli periodik melakukan review kinerja pemasok yang dipilih (s). Tiga metode yang umum digunakan. Pembeli dapat menghubungi pengguna akhir dan meminta evaluasi mereka, pembeli bisa menilai pemasok pada beberapa kriteria menggunakan metode skor tertimbang, atau pembeli mungkin agregat biaya kinerja yang buruk untuk datang dengan biaya disesuaikan pembelian, termasuk harga. Review kinerja dapat menyebabkan pembeli untuk melanjutkan, memodifikasi, atau mengakhiri hubungan pemasok.
2.5
Pola-Pola Pembelian
Tujuan dan Perilaku Konsumen
Dalam kegiatan ekonomi seorang
konsumen melakukan kegiatan konsumsi mempunyai beberapa tujuan. Terdapat empat
tujuan kegiatan konsumsi dan ini juga merupakan pola perilaku dari konsumen
yaitu:
a.
Mengurangi nilai guna barang atau jasa secara bertahap
Setiap orang yang melakukan konsumsi
akan mengurangi nilai guna barang atau jasa tersebut
secara bertahap. Sebagai contohnya
ialah seperti memakai pakaian, kendaraan dan sepatu.
b.
Menghabiskan nilai guna barang sekaligus
Konsumen juga dapat menghabiskan
nilai guna barang sekaligus. Sebagai contoh adalah makan dan minum
c. Memuaskan kebutuhan
secara fisik
Seseorang melakukan konsumsi
bertujuan untuk mencukupi kebutuhan mereka secara fisik. Contohnya ialah
mengenakan pakaian yang bagus agar penampilannya bertambah baik.
d.
Memuaskan kebutuhan rohani
Tidak hanya kebutuhan secara fisik
saja tujuan seorang konsumen melakukan kegiatan konsumsi akan tetapi juga untuk
memuaskan kebutuhan rohani seperti contohnya ialah membeli kitab suci untuk kebutuhan
religiusitas/ rohaninya.
Pola Perilaku Membeli
Menurut Chaplin (2009) pola perilaku
adalah merupakan tingkah laku yang kompleksdan tersusun atas komponen-komponen
individual yang jelas dan nyata dan terorganisasidalam satu kesatuan. Misalnya
individu yang naik sepeda merupakan satu contoh polatingkah laku yang kompleks,
tersusun atas kegiatan menaiki, mengayuh pedal,mengemudikan setir, dan
mengerem.Jika dikaitkan dengan bidang pemasaran, maka pola perilaku pembelian
adalah perilaku berulang yang kompleks dan tersusun atas komponen-komponen
yang jelas dan nyata danterorganisir yang dilakukan oleh
konsumen dalam membeli produk. Kebiasaan konsumendalam membeli produk di suatu
tempat perlu diketahui untuk mempermudah pemasar dalammenetapkan strategi
pemasaran.
Menurut Utami (2010) terdapat
beberapa pola komsumsi (membeli) konsumen dalammemenuhi kebutuhannya yaitu
sebagai berikut :
1.Frekuensishopping konsumen.
Artinya konsumen dalam berbelanja
didasarkan ataskebutuhan. Biasanya untuk kebutuhan bulanan konsumen akan
berbelanja di hypermarket atau supermarket Kebutuhan
mingguan belanja akan dilakukan di 5supermarket sedangkan kebutuhan sehari
hari ataupun kebutuhan
mendesak,konsumen akan membeli di toko yang berlokasi dekat dengan rumah
tinggalnya.
2.Profil pribadi konsumen.
Konsumen yang sudah berkeluarga akan
lebih memilihuntuk berbelanja pada akhir minggu disaat mereka memiliki waktu
luang bersamakeluarganya. Konsumen yang belum menikah bisa berbelanja
sewaktu-waktu saatmereka memiliki waktu luang.
Selain itu menurut Kim &
Srinivasan, (1999), pola perilaku
pembelian juga diidentifikasikan menjadi dua variabel yaitu :
1) Biaya pengeluaran rata-rata dalam
belanja : dalam hal ini diukur denganmenggunakan uang, berapa banyak yang
dihabiskan ketika melakukan belanja.
2) Frekuensi rata-rata melakukan
belanja :dalam hal ini dijelaskan dengan seberapasering konsumen pergi ke ritel
modern
Kelompok Pola Konsumsi
Dalam membedakan pola konsumsi
secara umum, kita pisahkan konsumen dalam tiga kategori besar. Pemisahan ini
sudah cukup mampu menjadi gambaran bagi anda untuk mengkonsep layanan anda
sehingga laku dipasaran.
1. Konsumen Menengah Kebawah
Pola konsumsi kategori ini
sesuai dengan kapasitas ekonomi kalangan ini yang terbatas. Mereka
cenderung mencari produk dengan harga rendah, tentu dengan kesadaran penuh
kalau mereka tidak bisa menuntut produk terbaik dengan harga tersebut. Selain
itu kebutuhan mereka lebih terbatas hanya pada hal hal seputar dengan kebutuhan
sehari hari.
Untuk target ini, anda bisa
mengupayakan penghematan biaya produksi seefisien mungkin, demi bisa memberikan
harga yang tetap miring namun anda dapat meraih keuntungan yang cukup. Namun
upayakan anda tetap mampu memberikan kualitas yang baik, terlebih jika anda
mampu memberi produk yang seakan akan berharga mahal.
2. Konsumen Menengah keatas
Pola konsumsi kelompok ini jauh
lebih leluasa dari kelompok sebelumnya. Kelompok ini memiliki kemampuan ekonomi
yang lebih baik, sehingga standar kebutuhan mereka juga lebih kompleks. Pada
kalangan ini mereka mulai mencari layanan tambahan seperti hiburan,
investasi DLL.
Pola konsumsi kategori ini juga
lebih siap dengan harga yang lebih tinggi, tentu dengan produk yang diharapkan
lebih baik. Namun mereka sangat vokal dengan produk yang mengecewakan.
Karenanya anda harus peka dengan kebutuhan mereka dan layanan yang anda
berikan.
3. Konsumen Luxury
Kelompok ini memiliki kekuatan
finansial yang sangat baik, sehingga pola konsumsi mereka sangat khusus. Mereka
sanggup membeli dengan harga sangat tinggi, namun mereka menuntut untuk
mendapat layanan terbaik.
Terkadang mereka mendapat layanan
VIP karena daya beli mereka, seperti meja khusus, ruang khusus atau bahkan
acara khusus. Untuk melayani mereka, anda harus memahami bahwa anda harus
mengeluarkan semua upaya untuk memperoleh produk dengan kualitas terbaik,
sekali mereka kecewa mereka akan mengajak relasi mereka untuk meninggalkan
anda. Begitulah pola konsumsi mereka
Prilaku Konsumen dalam Berbelanja
1. Prilaku konsumen rasional
Perilaku konsumen yang didasari oleh
proses rasional dalam mengkonsumsi suatu produk. Suatu pembelian dikatakan
rasional apabila :
• Produk tersebut mampu memberikan
kegunaan optimal bagi konsumen
• Mutu produk terjamin
• Produk tersebut benar-benar
dibutuhkan oleh konsumen
• Harga terjangkau dan sesuai dengan
kemampuan konsumen
2. Prilaku konsumen tidak rasional
Sebuah tindakan dalam berbelanja
dikatakan tidak irasional bila seorang konsumen memutuskan untuk membeli barang
tanpa pertimbangan yang baik.
• Membeli karena tertarik iklan
• Membeli hanya karena merknya yang
terkenal
• Membeli karena memperoleh bonus
atau diskon
• Konsumsi hanya untuk pamer atau
gengsi, bukan karena kebutuhan sang konsumen
Rasional atau tidaknya si konsumen
dalam melakukan konsumsi sangat dipengaruhi oleh :
• Pendidikan
• Kedewasaan
• Kematangan emosional
2.6 Perilaku Yang Terkait Dengan Pembelian
Prinsip
5W+1H yang telah diterapkan oleh konsumen tanpa mereka sadari,antara lain;
1. Why : mengapa mendapatkan barang / jasa tersebut
?
2. What : berupa apa barang / jasa tersebut ?
3. Who : siapa yang mendapatkan barang / jasa
tersebut ?
4. When : kapan bisa didapatkan barang / jasa
tersebut ?
5. Where
: dimana barang / jasa tersebut bisa didaptkan ?
6. How : bagaimana barang / jasa tersebut
didaptkan ?
Contoh :
Joko adalah seorang
karyawan swasta pada sebuah perusahaan di Bekasi ( Who ). Ia menginginkan
sebuah kendaraan sepeda motor ( What ).sebagai sarana untuk ia melakukan
aktivitasnya ( Why ),untuk itu pada akhir bulan ( When ) ia akan pergi kedealer
( Where ) untuk membeli sepeda motor yang dibutuhkannya ( How )
4. Evaluasi
Setelah Pembelian
Adalah proses evaluasai
yang dilkukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan
pembelian,setelah melakukan pembelian tersebut,konsumen akan melakukan evaluasi
apakah produk tersebut sesuai dengan harapanya. Dalam hal ini,terjadi kepuasaan
dan ketidakpuasaan konsumen. Konsumen akan puas jika tersebut sesuai dengan
harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaaan akan akan merek produk
tersebut pada masa depan. Sebaliknya,konsumen akan merasa tidak puas jika
produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan
permintaan konsumen pada masa depan.
5. Disposisi
Produk
Disposisi produk atau wadah produk
dapat terjadi sebelum,selama,atau setelah menggunakan produk. Untuk produkyang
benar-benar dikonsumsi,seperti es krim. Untuk kategori produk banyak ,produk
fisik mungkin tidak lagi memenihu kebutuhan konsumen tetapi masih bisa
ditemukan. Sebuah produk mungkin tidak lagi berfungsi secara fisik (fungsi
instrumental) atau mungkin tidak lagi memberikan arti simbolis seperti yang
diinginkan oleh konsumen. Sebuah mobil yang tidak bisa berjalan lagi adalah
contoh fungsi instrumental,sementara mobil yang masih bisa berjalan tetapi
ketinggalan mode adalah contoh fungsi simbolis.
2.7
Evaluasi Setelah Pembelian
Tugas pemasar
tidak hanya berhenti
setelah penjualan terjadi, karena pembeliakan mengevaluasialtenatif-altenatif yang
telah diputuskan seperti halnya sebelum
pembelian. Ada beberapa
manfaatyang dapat diperoleh
bagikonsumen pada fase ini yaitu
antara lain:
1.
Tahap ini disajikan
dalam rangka untuk
memperluas pengalaman dan memori
konsumen.
2.
Untuk menyediakan
sebuah pengawasan terhadap
bagaimana baiknya ia
melakukan seperti halnya ia memilih produk.
3.
Mengevaluasi bahwa apa yang diterima
dari tahapan ini dapat membantu dirinya untuk dapat membuat penyesuaian pada
strategi yang akan datang.
Evaluasi pasca pembelian (post-purchase
evaluation) merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya
berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk
tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan
harapannya.Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen
akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan
meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut di masa depan. Sebaliknya,
konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan
harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen di masa depan.
2.8 Disposisi Produk
Perilaku konsumen memiliki
sejumlahaktivitas yang dapat
menjelaskan dinamika perilaku.Aktivitas konsumen beragam dari mencari
informasi,membeli, menggunakan, dan
akhirnya disposisikepemilikan produk
atau jasa. Pencarian
informasidalam menentukan pilihan
produk atau jasamembutuhkan waktu
yang lebih lama
untukmemastikan sejumlah risiko
yang perlu dipertimbangkan. Risiko
ini bisa meliputi
risikofinansial, fungsional, sosial,
fisik, dan psikologis.Perilaku yang
mempertimbangkan sejumlah risikofinansial dan
fungsional dengan cenderungmenitikberatkan pada
rasionalitas untuk melakukanpembelian produk, perilaku ini
dikategorikan sebagaiperilaku rasional atau utilitarian. Di sisi lain,
perilakuyang mempertimbangkan risiko
sosial dan psikologidengan menitikberatkan pada
aspek kenyamanan,pengalaman,
prestige dalam pembelian produk,perilaku ini
dikategorikan sebagai perilaku
hedonis.Kedua perilaku ini
memiliki aktivitas untuk
mencariinformasi dengan mempertimbangkan sejumlah risikoyang relatif
berbeda.
Aktivitas pembelian produk
juga merupakanbagian yang
memberikan pemahaman luas mengenaiperilaku konsumen. Pembelian produk bisa
dilakukandi toko atau
distributor lain secara online maupunoffline. Pembelian
produk juga dapat
membutuhkanwaktu cukup lama
untuk melihat-lihat produk,bahkan konsumen bisa menghabiskan
waktu seharianuntuk berkeliling mencari
produk yang dibutuhkan.
Aktivitas pembelian produk
yang cenderung untukmenghemat waktu dan langsung menuju pada
tempatyang menawarkan produk,
perilaku ini bisadikategorikan sebagai
perilaku utilitarian ataurasional;
sedangkan pembelian yang
membutuhkanwaktu lama untuk melakukan pembelian dengan carawindow shopping terlebih dahulu,
perilaku inidikategorikan dengan
perilaku hedonis. Perilakuhedonis dalam melakukan aktivitas
pembelian di tokobisa mengakibatkan pembelian
produk lain yang sifatnya
tiba-tiba atau spontan karena konsumen yangmelakukan pembelian tidak
merencanakan pembeliandan pembelian dilakukan
berdasarkan aspek senangatau memenuhi keinginan yang tiba-tiba
muncul.
Dalam melakukan disposisi
produk, perilakukonsumen juga
menunjukkan aktivitas yang beragam.Disposisi
produk ini adalah
mengakhiri pemilikanproduk atau
menyudahi konsumsi jasa.
Disposisiproduk bisa dipengaruhi
oleh sejumlah faktor
yaituantara lain
1.
Karakteristik psikologi
pembuat keputusan, yaitukepribadian, sikap, emosi,
persepsi,
pembelajaran,kreativitas,
inteligensi, kelas sosial, level toleransirisiko, tekanan
kelompok.
2.
Faktor intrinsik
produk misalnya umur,
kondisi,inovasi teknologi, kemampuan
adaptasi,reliabilitas,
durabilitas, biaya awal,
dan biayapergantian.
3.
Faktor ekstrinsik
situasional produk misalnya:keuangan, tempat
penyimpanan, kondisi akuisisi,penggunaan fungsional,
nilai ekonomis, danpertimbangan hukum.
Karakteristik tersebut dapat
memengaruhikeputusan disposisi.
Konsumen yang memilikiorientasi utilitas
atau rasionalitas, menyudahikepemilikan produk lebih disebabkan
oleh baik faktorintrinsik maupun ekstrinsik.
Misalnya produk sudahtidak
memiliki kualitas bagus
sehingga kondisiproduk tidak
memungkinkan untuk mendukungkinerja lebih
lanjut. Faktor lain
misalnya, inovasi teknologi pada
produk sudah jauh tertinggal, sehinggamendorong
konsumen untuk mencari
produk yangbisa memenuhi
kebutuhan terkini. Konsumen denganasas rasionalitas terkadang bisa menggunakan
produklebih lama sampai
beberapa kurun waktu
selamaproduk yang dimiliki
masih mampu memenuhikebutuhan konsumen.
Di
sisi lain, disposisi produk dapat dipengaruhioleh dorongan
hedonis, yaitu adanya
kepribadianyang cenderung terbuka
terhadap hal-hal baru,pengaruh
kelompok, atau kelas
sosial. Semakin kuatpengaruh
ini, semakin tinggi
tingkat disposisikonsumen. Konsumen
dengan mudahnya akanmengganti produk lama dengan produk baru.
Mencariproduk baru ini
disebabkan oleh adanya
faktor yangsebenarnya tidak begitu
penting karena hanya
adadorongan dari lingkungan
sekitar. Terkadang, dalammembeli
produk baru, konsumen
tidak menyadaribahwa masih
banyak produk yang
dimiliki bergunauntuk memenuhi
kebutuhannya. Namun, konsumenlebih
memilih untuk mencari
produk baru lainnyaagar bisa memenuhi tuntutan lingkungan
sosialnya.
BAB
3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembelian konsumen
sangat dipengaruhi oleh karakteristik budaya, sosial, pribadi, dan psikologis.
Biasanya pemasar tidak dapat mengendalikan faktor – faktor semacam itu, tetapi
mereka harus memperhitungkannya.
Proses selanjutnya
pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama :
motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan sikap.
Proses pembelian terjadi
ketika pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh
rangsangan internal atau eksternal.
Kepuasan merupakan fungsi kedekatan antara harapan dan dan kinerja anggapan
produk. Jika kinerja tidak memenuhi harapan, konsumen kecewa; jika memenuhi
harapan, konsumen puas; jika melebihi harapan, konsumen sangat puas. Jika
konsumen puas, ia mungkin ingin membeli produk itu kembali. Pelanggan yang puas
juga cenderung mengatakan hal-hal baik tentang merek kepada orang lain. Dipihak
lain, konsumen yang kecewa mungkin mengabaikan atau mengembalikan produk.
Mereka mungkin mencari informasi yang memastikan nilai produk yang tinggi.
Pemasar juga harus mengamati bagaimana pembeli menggunakan dan
menyingkirkan produk.
DAFTAR PUSTAKA
·
Kotler.Philip, Gary Amstrong. 2004 .Prinsip-prinsip pemasaran.Jakarta
:Erlangga.
No comments:
Post a Comment